Archive | July 2014

Konflik Transparan

Aku rasa, aku kehilangan dirinya. Dirinya yang dahulu mudah sekali membagikan tawanya untuk kebahagiaan orang lain. Dirinya yang dahulu berhati besar dalam menghadapi segala hal. Dirinya yang tegar, ceria, dan tak kenal risau. Tapi sekarang ia jarang begitu. Sejak ia mengenal cinta, sejak ia dikenal banyak manusia, sejak ia diberi kepercayaan. Aku tahu menjadi pemimpin itu sulit, bahkan aku pun sendiri pernah mengalaminya. Sangat sulit! Tapi aku tak mengira tugas itu bisa mengubah kepribadian orang menjadi tak sama lagi. Aku tahu jatuh cinta itu menyenangkan, tapi kadang juga menyakitkan. Bahkan aku pun juga sempat merasakannya. Tapi aku tak mengerti hal itu ternyata bisa mengubah keteguhan hati seseorang. Menjadi mudah luluh karena cinta.

Aku sudah menginjakkan kakiku di sekolah. Dengan latar pagi yang penuh polusi, aku memasuki pintu gerbang yang sepuluh menit lagi akan ditutup. Langkah demi langkah kucapai hingga akhirnya sampailah aku di dalam kelas. Keadaan sedang tak baik.

Read More…

Xtron Xtion

Di zaman modern seperti ini, tidak diragukan lagi seluruh dunia telah berpindah kuasa. Bukan tangan-tangan yang konon terbuat dari tanah yang menggenggamnya, bukan juga makhluk yang bisa menghembuskan ampas udara dari kedua lubang hidungnya, bukan! Kehidupan mulai berubah ketika manusia-manusia mulai dikatakan cerdas karena penemuan-penemuannya. Tidak sadarlah mereka bahwa kepandaiannya kini memakan kaumnya sendiri.

Mustahil engkau akan menemukan sepasang kaki mungil hingga kaki bengkak di sepanjang jalan di bumi ini. Iya, mereka sudah punah, sudah dipenjara. Panjang ceritanya, tapi pada intinya, itu terjadi karena kesalahan mereka. Jika engkau ingin membayangkan, dahulu sempat terjadi pertumpahan darah antara kaum manusia dan kami, hasil kecerdasan mereka yang sering disebut-sebut alat elektronika. Namun sebutan itu bagai sebutan ‘budak’ di kalangan kami, para kaum Xtron. Read More…